Pandai, hemat pangkal kaya? Pada era modern ini, hemat saja tidak cukup membuat seseorang kaya. Kamu harus cerdas dalam mengatur keuangan, yang ternyata bisa mencakup perubahan dari berbagai aspek kehidupan.
Menjadi kaya bukan sesuatu yang mudah, namun bukan berarti mustahil dicapai di usia muda. Zaman sekarang, kaum muda berlomba-lomba mengubah gaya hidup mereka dan menerapkan berbagai prinsip ekonomi demi masa depan yang lebih cerah. Pertanyaannya adalah, sudahkah kamu ikut melakukan hal tersebut?
Jika kamu belum melakukannya, belum terlambat untuk memulai dari sekarang. Jika kamu masih pemula dan bingung mengatur keuangan, berikut adalah enam prinsip yang harus kamu perhatikan.
Sekarang sudah bukan zamannya terlalu menekan pengeluaran demi menabung banyak uang. Eits, tapi itu bukan berarti kamu bebas bersifat konsumtif. Pergunakanlah uang sesuai kebutuhan, jangan berlebihan dan jangan kurang.
Kadang kamu memang butuh mengeluarkan uang untuk menambah nilai diri, seperti ilmu atau nutrisi. Sebagai gantinya, berusahalah untuk memperoleh banyak pemasukan. Lakukan banyak pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan sehingga kamu tak perlu terlalu pusing menekan pengeluaran.
Pernahkah kamu mendengar petuah untuk hanya membelanjakan maksimal setengah dari pendapatan? Ada baiknya kamu mengikuti petuah tersebut jika ingin menabung secara bermakna. Banyak orang terlena dengan penghasilan besar dan menghabiskan hampir seluruh uang yang diperoleh mereka setiap bulan.
Jangan pernah berpikir untuk menabung sebagian kecil dari penghasilan. Menabunglah minimal setengah dari penghasilan. Jika penghasilanmu sedikit, berusahalah untuk mencari kegiatan lain yang mampu memberimu penghasilan tambahan.
Buku catatan transaksi adalah unsur penting yang sering diremehkan banyak orang. Seringkali seseorang menganggap bahwa ia mengingat seluruh transaksi yang dilakukannya. Jadi buat apa mencatat?
Padahal, otak manusia sepintar apa pun memiliki kapasitas yang tak terduga. Ketika ada transaksi yang terlupakan dan tak tercatat, kamu tak akan tahu ke mana uang itu pergi. Jika tidak tahu, kamu pun tak bisa melakukan evaluasi terhadap gaya hidup yang telah kamu jalankan selama ini.
Anak SD pun telah diajarkan apa itu skala prioritas dan bagaimana cara mengaturnya. Masa kamu kalah dengan mereka? Orang dewasa mungkin lebih lihai berbicara teori tentang skala prioritas, namun tak lebih baik dalam praktiknya.
Ingatlah bahwa prioritas setiap orang berbeda. Tulis dan ingatlah urutan prioritasmu. Pergunakan uang untuk hal-hal sesuai dengan urutan skala prioritas.
Tak perlu menunggu tua atau kaya untuk berinvestasi. Mulailah belajar berinvestasi sejak sekarang. Investasi tak hanya menyimpan atau menambah nilai uang, tapi juga penting sebagai media pembelajaran tentang fluktuasi perekonomian dunia.
Pada era globalisasi ini, investasi dapat dilakukan dengan sangat mudah dan mulai dari nominal yang kecil. Kamu bahkan bisa berinvestasi dari rumah melalui telepon genggam. Kamu bisa mulai dengan emas, reksa dana, saham, dan sebagainya.
Terakhir dan tak kalah penting adalah sedekah. Sedekah ibarat penyempurna setelah lima prinsip di atas kamu lakukan. Tahukah kamu bahwa kegiatan memberi dan menerima uang dapat membantu perputaran roda perekonomian dunia?
Sebagai masyarakat masa kini, jadilah masyarakat yang cerdas mengelola keuangan. Dengan bersikap cerdas dan bijaksana, niscaya kamu akan memperoleh apa yang kamu inginkan.