Pandemi COVID-19 mengubah banyak hal, mulai dari cara kita bersosialisasi sampai cara kita bekerja. Betul gak? Untuk bisa bertahan hingga pandemi berakhir, ada sederet soft skill yang perlu kita kuasai.
Misalnya, kayak lima soft skill berikut ini.
Ketika terjadi perubahan, apalagi dalam skala yang besar, satu soft skill yang wajib kita kuasai adalah kemampuan beradaptasi.
Supaya bisa bertahan dan sukses di kehidupan selepas pandemi, kita harus mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan kerja turut bakal berubah.
Contoh paling simple, mengubah kebiasaan meeting tatap muka menjadi via email atau video call.
Mau gak mau, kita juga harus fleksibel untuk mempelajari hard skill baru dalam menghadapi tuntutan-tuntutan baru dalam pekerjaan. Misalnya, jadi lebih tech savvy dan melek digital.
Karyawan yang mampu berpikir kritis akan menjadi sesuatu yang esensial bagi perusahaan. Kenapa?
Sebab, sebagian besar perusahaan perlu mencari strategi baru demi memulihkan kondisi perekonomian yang terdampak pandemi COVID-19.
Buat mewujudkan hal tersebut, perusahaan tentu membutuhkan para pekerja yang mampu berpikir secara kritis dan out of the box, serta bisa memberikan solusi bagi permasalahan-permasalahan bisnis yang ada.
Kalau dilihat-lihat ya, beberapa bisnis yang tetap bertahan di tengah pandemi adalah mereka yang kreatif dan inovatif. Betul gak?
Contohnya ada banyak. Sebut saja sejumlah restoran yang dengan sigap menyediakan layanan pesan online, bisnis fashion yang menghadapi sepinya order dengan turut menjual masker dari sisa kain, sampai kedai kopi yang menjual kopi dalam bentuk botol literan.
Di kehidupan pasca pandemi COVID-19, kreativitas dan kemampuan berinovasi akan menjadi semakin esensial. Dibutuhkan orang-orang yang mampu menciptakan hal-hal baru supaya bisnis bukan cuma bisa berjalan, tapi juga berhasil raup banyak cuan.
Begitu pandemi berakhir, segala perusahaan dan pelaku bisnis tentu akan melakukan berbagai cara untuk memulihkan keadaan. Di momen ini, gak hanya orang-orang dengan ide yang kreatif dan inovatif aja yang dibutuhkan, tapi juga mereka yang berjiwa kepemimpinan.
Sosok yang mampu membimbing, mengayomi, serta mendorong tim untuk mengembangkan potensi mereka sebaik-baiknya akan menjadi aset yang berharga di dunia kerja.
Yang paling penting, pemimpin harus mampu mengambil keputusan tepat di saat mendesak. Terlebih di era baru ketika trial and error menjadi sesuatu yang gak bisa dihindari.
Soft skill selanjutnya yang gak kalah penting buat dikuasai, apalagi di tengah kondisi yang sulit adalah kecerdasaan emosional.
Kecerdasan emosional yang sering disebut sebagai EQ ini adalah kemampuan untuk menyadari, mengekspresikan, serta mengontrol emosi kita dan juga memahami emosi orang lain.
Kata Daniel Goleman dalam penelitiannya di tahun 2000, kecerdasan emosional menyumbang sebesar 80% dalam faktor kesuksesan seseorang dalam berorganisasi, sedangkan 20% datang dari IQ.
Usai pandemi nanti besar kemungkinan, banyak hal belum berjalan stabil. Hal ini dapat membuat banyak orang merasa ragu terhadap pekerjaan ataupun masa depan bisnis mereka.
Di saat seperti itulah dibutuhkan orang-orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi di dunia kerja. Baik untuk mengerti keresahan klien, menciptakan kerjasama yang lebih baik antar karyawan, ataupun menciptakan suasana kerja yang lebih positif.
Jika kita berhasil menguasai 5 soft skill di atas, bertahan dan sukses di dunia kerja gak bakal jadi masalah. So, mulai asah deretan soft skill ini dari sekarang yuk, Sis!